Jun 17, 2016

Sepak Pojok Gibol 5



ANARKIS SEPAKBOLA
Oleh M. Anwar Siregar

Perhelatan pesta Copa America dan Euro kini masih berlangsung, berbagai kejutan terjadi dan disertai tingkah suporter yang banyak berulah dan kadang membahayakan atau telah membahayakan keselamatan diri dan orang lain, dan merasa tidak menyesal disebabkan euforia yang tidak terkendali.
Belum sehari Euro 2016 di Prancis sudah terjadi bentrokan antara pendukung Rusia dan Inggris. Gejolak itu juga ada dalam hubungan diplomatik dengan Rusia mengirim kapal selam perang ke laut Inggris. Vladimir Putin sedang memanasi situasi Eropa jelang pertandingan antara Inggris dan Rusia dan kebetulan memang keduanya berada di dalam grup yang sama. Situasi itu jika dilihat jauh ke belakang sudah ada gesekan lebih keras, karena banyak tudingan yang disorot ke Rusia ketika pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan terpilihnya Rusia dan gagalnya Inggris yang sudah memdapat dukungan oleh Calon Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran William. Gesekan itu mungkin adalah pemanasan bagi laga pertama Euro di grup B yang juga di huni Wales dan Slovakia.
Jadi tidak mengherankan kalau ada kondukvitas yang mengantarkan panas bagi situasi kedua negara ini. Pendukung Rusia seperti pemerintah mereka juga langsung lakukan serangan ke pendukung Inggris yang memang terkenal tukang onar, mudah meledak dan terkenal suka mabuk jika ada pertandingan sepekabola di mana saja bila ada Tim dan Klub Inggris, sanksi yang pernah diberikan tidak pernah memberikan efek jera, euforia malah semakin menjadi-jadi jika kunkungan sanksi itu dicabut dan terlihat ketika klub Inggris mendapat kesempatan lagi untuk ikut liga UEFA setelah Liverpool menghajar pendukung Juventus di era 1990-an yang banyak menelan korban jiwa. Pendukung Inggris oleh media massa menyebutnya para Hoodligans. Lihatlah, bagaimana mereka selalu mencari kesempatan bikin gaduh setiap ada turnamen EUFA EURO dan Piala Dunia atau Liga Champions.
Kini bentrokan itu dipicu oleh pendukung Rusia yang menyerang pendukung Inggris di dalam stadion dan berlanjut ke luar stadion sehingga suasana EURO mirip perang dan membuat kondisi Prancis seperti mengalami teror model baru berupa perang pendukung.
BAHASA PERANG
Kalau bentrokan dan anarkis itu memang sering penulis lihat jika di Indonesia, baik dalam pertandingan suatu sepak bola liga Indonesia maupun unjuk rasa demonstrasi di jalanan, anarkis akan selalu hadir, lantas apa yang menyebabkan anarkis dalam sepak bola? sebuah pertanyaan yang berkecamuk dalam masyarakat penggila bola dan non gila bola (gibol). Dalam pandangan masyarakat adalah Bahasa yang digunakan dalam spanduk mereka usung, simbol-simbol bahasa kekerasan akan selalu ada walau sudah disteril oleh pihak keamanan, para pecandu bola itu tetap saja lolos dan karena mereka bukan kumpulan orang bodoh. Itu terlihat dari kreatifivitas yang mereka buat atau mereka lakukan selama pertandingan, banyak inovasi untuk menghidupkan suasana stadion dan membangkitkan permainan ke dua tim untuk tampil rancak, cepat dan bersemangat.
Bahasa kekerasan adalah bahasa perang, baik halus maupun kasar, halus dalam bentuk ejekan bahasa tubuh dan kasar dalam ucapan kata-kata langsung maupun tidak langsung, langsung dalam bentuk makian kepada pendukung baik sadar tanpa alkohol maupun sadar karena tidak peka dengan bahasa spanduk yang memang sudah dirancang jauh hari sebelum pertandingan dimulai, tidak ada asap pun mereka sudah pasti semangat untuk mengobarkan bentrokan,
Tidak langsung, juga melalui bahasa kekerasan spanduk tanpa ucapan kata suara, bahasa tubuh yang menantang secara kasar, untuk beradu fisik, dan diantara semua adalah bahasa kekerasan verbal yang paling dominan lalu bahasa spanduk yang memancing semakin jauh kontra perbedaan untuk bentrok anarkis yang menelan korban kerusakan prasarana umum dan jiwa ke dunia lain.
Bahasa perang seharusnya dihindarkan dengan mengikuti aturan yang ditetapkan pihak keamanan demi kenyamanan menyaksikan pertandingan sepakbola dengan baik.
BENTROK ANARKIS?
Kenapa kekerasan sepak bola tidak pernah berakhir? Provokator adalah intelektual yang paling cerdas karena mampu membaca situasi dan kemampuan mental para pendukung umumnya masih labil dan apabila ada sumber pemicu cadangan seperti minuman keras maka waktu gejolak akan menghasilkan bom waktu, dan seperti itulah sering penulis melihatnya jika ada pertandingn lokal maupun kelas dunia dalam sepak bola dan itu banyak dilakukan kedua tim bentrokan Inggris dan Rusia dan walau Rusia di klaim sumber pemicu penyerangan lebih dulu namun pihak yang diserang sudah memiliki kebiasaan mudah meledak dan ”oli pemanas” telah ada berupa minuman keras seperti alkohol dan Bir serta Vodka, kontrol diri dalam bahasa tubuh tidak bisa dikendalikan maka berakhirlah dengan perang batu diluar dan di dalam stadion.
Maka tidak salah jika pihak keamaman EURO melarang penonton membawa minuman keras dalam stadion agar tidak menimbulkan efek bentrokan fisik karena minuman itu adalah bahasa tidak langsung menimbulkan keributan.
Bentrokan dapat dihindarkan selama budaya minuman keras masih ada maka bahasa perang kata-kata akan terus ada, apalagi jika ada perbedaan kultur dan ras akan menimbulkan pemicu lebih cepat terjadinya perang bentrokan dan anarkis cepat menjalar ke wilayah lain dan hal itu dapat saja terjadi sekali lagi bagi pendukung Inggris dan Rusia dan gejalanya juga mulai diikuti oleh suporter Jerman dan Ukraina.
Budaya Barat yang masih mengizinkan minuman keras seperti alkohol, vodka dan minuman keras lainnya sebelum masuk stadion akan selalu ada keributan, karena pengendalian mental akibat minuman ini sangat susah.
Jadi, faktor kekerasan sepakbola adalah minuman keras yang melebihi overdosis, pengendalian diri dalam berucap, bahasa spanduk dan sok tahu soal jalannya pertandingan dalam berucap kata-kata bagi penonton dan pemain itu sendiri serta official tim di bangku cadangan. Harus ada pengendalian diri yang kuat.
Kekerasan antar pendukung bisa dicegah dengan lakukan steril kebiasaan minum, membawa spanduk, tidak membawa benda tajam dan tiket masuk harus asli dan riwayat pendukung tim tidak termasuk memiliki sejarah kriminal.
Mari kita saksikan permainan indah sepak bola tanpa anarkis, racis dan radikalisme dan menjunjung tinggi sportivitas olahraga dengan lapang dada menerima kekalahan.
Tunggu berita tulisan selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts :